1,2,3,4,5,6,7,8, : latihan padus
6 : kuliah umum
9,10,11,12,13,14 : orientasi belajar mahasiswa (OBM)
16 : program cinta kampus
17 : upacara 17 agustus
18-19 : PSAU -> perkenalan sisterm akademik universitas tingkat universitas
20-21 : PSAU tingkat fakultas/departemen
24-25 : ESQ trainning
4 september : EPT
daann dalam satu bulan itu waktu sante gw cuman tanggal 15, 26-30. haaddeehhh. tapi jangan2 tanggal itu ospek pertama (OKK) ospek kampus. ya Allah tolooonggg
i need some rest, lagi puasa ituuu
Wednesday, July 28, 2010
Monday, July 26, 2010
out of reach lyrics
iseng nyari2 lagu di google, nyari lagu covernya sabrina siih sebenernya. trus di album pertamanya 'i love acoustic' ada judul lagu out of reach. yang nyanyi aslinya gabriel siapaaa gitu. pas gw baca lyricsnya, oh my God. ahhhhhh ngenes bacanya + nyanyiinnya.
"Out Of Reach"
Knew the signs
Wasn't right
I was stupid for a while
Swept away by you
And now I feel like a fool
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach, so far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
Catch myself
From despair
I could drown
If I stay here
Keeping busy everyday
I know I will be OK
But I was
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach, so far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
So much hurt,
So much pain
Takes a while
To regain
What is lost inside
And I hope that in time,
You'll be out of my mind
And I'll be over you
But now I'm
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach,
So far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
Out of reach,
So far
You never gave your heart
In my reach, I can see
There's a life out there
For me
(damn!!! i love this song!!! so me...)
"Out Of Reach"
Knew the signs
Wasn't right
I was stupid for a while
Swept away by you
And now I feel like a fool
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach, so far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
Catch myself
From despair
I could drown
If I stay here
Keeping busy everyday
I know I will be OK
But I was
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach, so far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
So much hurt,
So much pain
Takes a while
To regain
What is lost inside
And I hope that in time,
You'll be out of my mind
And I'll be over you
But now I'm
So confused,
My heart's bruised
Was I ever loved by you?
Out of reach,
So far
I never had your heart
Out of reach,
Couldn't see
We were never
Meant to be
Out of reach,
So far
You never gave your heart
In my reach, I can see
There's a life out there
For me
(damn!!! i love this song!!! so me...)
Friday, July 23, 2010
forever and always 2 : P.1
ini dia sequel dari forever and always yang pertama. ceritanya sebenernya gak jauh dari yang pertama. ini cuman cerita-cerita masa lalu yang gak gw tulis di sequel yang pertama. nanti juga akan ada cerita masa sekarang, lanjutan setelah Vera menikah. jadi gimana ceritanya. simak saja. happy reading guys. :D
-----------------------------------------------------------------------------------------------
PART 1
Back to the past time
Satu bulan sudah Dika pergi, tiga puluh hari. Tapi gak terasa, karena dalam satu bulan ada aja kejadian yang membahagiakan terjadi. Rayan officialy Anin’s housband, sweet. Vera udah tunangan dengan diberikannya big diamond ring from her love Mitch. Dan Rifky pun mengutarakan perasaannya ke gw. yang udah lamaa banget gw nanti-nanti. Kita jadian, lebih tepatnya seperti itu. Satu bulan yang penuh cerita. Yuri yang bilang udah gak ada perasaan apa-apa sama gw, yaa banyak lah.
Jam 9 pagi nyokap Dika nelfon, katanya minta gw dateng ke rumahnya. Ngobrol-ngobrol, dia kesepian katanya. Yaudah, gw langsung siap-siap. Gw ngeluarin mobil dari garasi, berjalan menuju gerbang. Lagi ngebuka gerbang, ada mobil sedan hitam dateng dan berhenti percis di depan rumah gw. siapa nih? Kacanya terbuka, Yuri ternyata. Dengan kaca mata hitam di matanya, pakaian rapih, hmm mau ke kantor kayaknya.
“Mau kemana Lov? Mau bareng?” ucap Yuri.
Gw celingak-celinguk nyari seseorang di sekitar gw. dia ngajak gw? serina lo? “Gw? lah, lo gak ngantor Yur?”
“Gak ada kerjaan di kantor, ada sih. tapi rapat doang ntar sore. Mau gak gw anter? Yaa hemat tenaga, hemat bensin, hemat segalanya untuk hari ini.” Ucap Yuri yang gw anggep sebagai paksaan. Yaudah lah, gak mau rugi juga gw. gw masukin mobil lagi ke garasi. Dan nutup gerbang, dan pergi bersama Yuri.
“Gw mau ke rumah Dika, Yur. Anter yaaah.” Ucap gw setelah mobil berjalan menjauh dari rumah. Yuri ngangguk. Tapi tempat pertama yang dituju gak ke rumah Dika. Tapi restoran dulu, Yuri katanya mau sarapan dulu. Yawes, akhirnya makan dulu deh. Gw memesan makanan ringan, Yuri makanan berat. Okee dia tampak lapar.
“Jadi, lo udah jadian sama Rifky?” tanya Yuri setelah menelan sendok terakhir makanannya.
“Yaaa gitulah.” Yuri tampak ngangguk-ngangguk mendengar ucapan gw.
“Lo gak kerja Lov?” ini dia pertanyaan yang males gw jawab. Kasar nya nih ya, gw dipecat. Tapi alusnya, kantor tempat gw kerja mau nyari akunting yang bisa 3 bahasa. Entah apa salah gw, akhirnya gw dipecat. Tapi duit pemecatannya cukup gede siih. Jadi gw gak begitu sedih.
“Pecat!! Itu kata yang paling menyedihkan saat ini di hidup gw.”
“Hooo. Yaudah, tuh ada lowongan pekerjaan di kantor gw. coba aja test.” Aseeek. Dapet kerjaan lagi. Yuri kerja di salah satu perusahaan besar di sini, jabatannya juga tinggi banget. Yaa boss muda lah. Sukses di usia mudanya, hebat. Setelah perut Yuri kenyang, dia ngedropin gw di rumah Dika. Dan dia terpaksa balik ke kantor. Karena gak ada temen buat nemenin dia.
Nyampe rumah Dika, satu gambaran yang bisa gw tangkep. Sepi. Ketemu nyokapnya Dika, satu gambaran yang paling jelas, dia kurusan. Nyokapnya Dika ngajak gw ke ruang keluarga, ngajak gw ngobrol empat mata. Mia lagi ngajak babynya jalan-jalan. Adi kerja, Odhi juga. Bokapnya Dika, kerja pastinya.
“Tante mau ceritain semuanya. Ini waktu yang pas, Lov.” Dan mulailah si tante cerita. Gw udah menenangkan hati gw dari baru nginjakan kaki masuk rumah. Aura rumah ini masih banget terasa Dikanya. Terasa banget. Setiap kali gw kesini, pasti pandangan gw langsung kabur. Pandangan tiba-tiba fokus ke satu sudut, dan tiba-tiba gw ngeliat Dika berada di sudut itu.
Sekarang nyokapnya Dika mulai bicara. “Awal Dika di diagnosa kena kanker otak, ucapan pertama yang ia bilang bukan ‘kenapa bisa sih?’ enggak. Dia bilang ‘Lovina gak boleh tau.’ Anak tante itu sangat sangat menjaga persaan kamu Lov. Sangat menjaga.”
Gw mendengarkan dengan seksama, dengan sesekali meminum minuman yang disuguhkan si mbok. Si tante melanjutkan, “Dika sempet jadian Lov. Sama Emi kalo tante gak salah. Tapi cuman jadian 5 bulan Lov, abis itu putus. Tante gak tau pasti kenapa mereka putus.”
Okeeeeee. Gw baru tau info ini. Dika jadian? Weehh. Gw aja setia nunggu dia, ternyata dia sempet berpaling. Oh my God, gak nyangka. Jadi beberapa tahun waktu itu lost contact dia jadian?? Heemmm dasar cowo. “Hahaha, masa sih tan? Dika gak cerita apa-apa loh sama aku.”
“Ya pasti gak cerita lah Lov. Yang tante tau dari Odhi, Dika putus karena ternyata masih sayang banget sama kamu. Dan ngerasa bersalah banget sama kamu.” Okeee, dibalik jadiannya dia sama Emi, dia masih inget gw. how sweet is that? “Nah Lov, pas Dika mau balikan lagi sama kamu, dia kan balik ke Jakarta. Tante inget banget, baru nyampe rumah Dika pucet banget. Dan belom nyampe kamarnya, dia pingsan. Tante langsung bawa ke rumah sakit.”
Dan setelah itu Dika di diagnosa sakit. Dan dia mengikuti pengobatan tanpa ngeberitahu gw sama sekali. Alasannya? Menjaga perasaan gw. disaat dia mau memperbaiki hubungannya dengan gw, ternyata mesti ditunda dulu. Dia mau sembuh dulu. Dia mau sehat sebelum akhirnya menentukan arah hubungan gw sama Dika.
Semua terapi dia ikutin. Pas kondisinya mulai membaik, Dika balik ke kampus. Melanjutkan pendidikannya. Saat itu di pikirannya, dia mesti jadi sarjana dulu sebelum jadian sama gw. hahahaha padahal janji dulu di Bali, cuman setelah Dika lulus SMA doang.
“Dika kembali kritis, setelah 2 bulan balik ke kampus. Dika lebih sering pusing, tapi dia tetep sekolah, tetep belajar. Setiap tante tanya kabarnya Dika, pasti dia bilang ‘gak pernah sebaik ini mi.’ Dan tante percaya aja. Padahal saat itu mungkin aja Dika lagi kena pusing sangat keras.”
Dika gak bisa menahan pusingnya lagi, setelah 4 bulan sekolah. Dan akhirnya dia berani in diri chek ke dokter lagi, sendiri tanpa orang tuanya. Dan ternyata dokter bilang kankernya tumbuh sangat cepat. Terapinya gak terlalu berpengaruh lama. Dan Dika terpaksa mesti dirawat setelah satu minggu menggetahuinya. Dan pas dia hari kedua dirawat, dia kabur, kabur untuk ketemu gw yang saat itu lagi reuni di sekolah.
“Dika tau kamu orangnya terbawa histeris. Tante gak tau maksudnya apa,” maksudnya gini loh tan. Kalo ada kejadian besar, aku bakal terbawa bayang-bayangnya lamaaa banget. Inget pas Dika kecelakaan? Rasa bersalah selalu menghantui gw lamaaa banget. Tapi hilang karena Dika selalu ngasih pengertian.
“Kalo Dika suatu hari nanti gak ada, Lovina gak boleh ikut ke pemakaman. Gak boleh. Bisa-bisa di nangis gak berhenti-henti. Aku gak mau selalu jadi bayang-bayang Lovi, yang lama-lama bisa ngeganggu dia. aku pengen Lovina bahagia, dengan atau tanpa aku mih.” Ucap Dika ke nyokapnya, saat hari pertama ia dirawat. Nyokap Dika matanya berbinar, berkaca-kaca.
“Tante gak tau apa-apa Dika bikinin kamu video apah forever and always ya? Bikin kamu surat, tante gak tau apa-apa Lov.” Dan terteteslah air mata bunda tersayangnya Dika. Gw gak tega ngeliatnya. Gw kasih dia tisu, ngasih dia minum. “Betapa sayangnya Dika sama kamu Lov. Tante gak nyangka.... tante...” terdengar suaranya mulai tersengguk-sengguk.
Di saat nyokapnya masih berkabung banget sama Dika, gw malah jadian sama Rifky. Gw egois. Gw mikir, jadian sama Rifky pasti bikin Dika bahagia disana. Enggak Lov, liat keluarganya. Sekarang seharusnya lo jadi bagian keluarga ini, menutupi kesedihan mereka. Bukan malah asik dengan kebahagian sendiri.
“Tante gak nyangka, anak tante ada yang setulus itu mencintai seseorang.” Okeee, gw salah pemikiran. Gw fikir si tante mau ngomong “tante gak nyangka Dika ngasih sesuatu buat kamu, tapi gak sama keluarganya.” Ternyata enggak.
“Dika gak mau ngeliat tante sedih,” ucap gw selembut mungkin. Si tante mengelap air matanya dengan tisu yang gw kasih. Mencoba mengatur nafas nya.
“Bener kamu Lov. Tante gk boleh sedih.” Dan dari situ kita udah gak ngebahas Dika lagi. Menurut gw, ngebahas penyakit dan kepergiannya Dika cuman bisa bikin kita sedih, kita berdua sedih. Lebih baik mengenang masa indah aja.
Gak kerasa ngobrol sama si tante lamaaa banget. Udah malem aja. Gw pulang dianterin Odhi. Dijalan yang diomongin Dika lagi. Tapi ngomongin Dika masih kecil, masih suka ngompol, hahahha. Dan gw gak nyangka aja, Odhi yang sekeren ini, di mobilnya di pasang foto Adi, Odhi, dan Dika pas masik kecil-kecil.
“Masih kakak Odhi atas tumpangan nya, ahahhaha.” Ucap gw setelah nyampe depan rumah.
“Iya sama-sama ade Lovina. Kalo lo butuh tumpangan, anter jemput, sms gw aja. Anggep kakak sendiri. Lo kan udah gw anggep adek sendiri. Yaa Dika versi cewe lah. Mirip sih lo berdua.” Dan setelah gw turun Odhi pun pulang.
Kalo kata orang banyak, kalo pacaran trus tampangnya mirip katanya jodoh. Tapi kayaknya mitos kayak gitu mesti agak dirubah ya. Hehehe. Nyampe kamar gw ngecek hp. Baaahhh banyak banget sms dari Rifky. Gw telfon, terus gw jelasin semuanya.
“Oohh yaudah kalo gitu. Aku kira kamu kenapa-kenapa. Ternyata lagi asik berbincang sama mamanya Dika. Yaudah tidur sana.” Sikap baiknya Rifky kayak janggal di hati gw. kebayang tiba-tiba raut sedihnya si tante di benak gw. bersalahkah gw? gak tau. Mungkin waktunya gw curhat sama sahabat-sahabat gw.
Keesokan harinya gw dibangunkan oleh telefon dari Yuri. Dia nanyain, beneran gak gw mau kerja di kantornya. Hmmm setelah gw pikir panjang, boleh lah kalo gitu. Besok interview nya, jadi gw bisa siap-siap dulu. Gw belanja baju buat interview deh. Hemm, si Vera lagi sibuk ngurus kawinannya, Rifky kerja, yang laen kerja semua. Aduh terpaksa sendirian.
Lagi sarapan, Asma yang lagi hamil nemenin gw makan. Dia nanyain gw hari ini kemana? Gw bilang aja mau beli baju buat interview. Dan dengan penuh semangat dia pengen ngikut. Mau nyari baju bayi. Buat dede bayi. Asek deh ada yang nemenin.
Di jalan pikiran gw kemana-mana. Si kak Asma ngomong apaan aja gw gak tau. Gw ngerasa bersalah banget sama nyokapnya Dika. Hmmm gak bisa curhat sama Vera, Tyas, Ayu, sama kak Asma aja deh.
“Kak.”
“Kenapa de?”
“Aku kok janggal ya sama Rifky. Kayaknya gimanaaaa gitu.”
“Aku ngerti, de.” kak Asma pas gw nengok lagi ngelus-ngelus perutnya. “Menurut aku kalian terlalu cepat jadian. Walaupun Rifky sangat mengerti posisi Dika di kamu, tapi tetep aja gak bisa secepat ini. Walau bagaimanapun, untuk beberapa lama ini kamu akan terus kangen sama sosok Dika. Apalagi tau betapa sayang nya dia ke kamu sebelum dia pergi.”
Ucapan kak Asma ada benernya nih. Everything’s to fast. Belom saatnya gw ngegantiin posisi Dika. Belom saatnya, belom saatnya.
“Kamu saya terima kerja disini. Bisa mulai bekerja besok sebagai....” yaa gw diterima setelah interview tadi pagi. Sekarang udah sore, dan udah dapet hasilnya. Yang ngomong itu Yuri, sambil senyum-senyum pastinya. Dasar, dia pasti bisa tuh ngasih cuma-Cuma nih kerjaan tanpa interview, tapi yaaa profesionalitas lah.
“Jadi, lo setuju kerja di sana karena good interview apa good relations between us?” tanya gw saat pulang bareng Yuri. Hahahaha, belom kerja gw udah balik sama big boss. Hahahaha kocak.
“Yaa boleh lah dua-duanya. Sayangnya aja yah Lov sekertaris gw udah ada yg nempatin. Coba kosong...”
“Pasit gw kan yang nempatin.”
“Kagak lah. Ntar kalo lo jadi sekertaris gw, bisa-bisa...”
“Lo suka lagi kan sama gw, hahahahaha. Kebaca!!”
“Motong omongan gw mulu lo dah ah Lov.”
Sebelum pulang, kita makan malem dulu. Di suatu restorant favoritenya. Sambil makan, sambil ngobrol. Ngobrolin banyak hal. Gaji lah, pekerjaan lah, pacaran lah. Ngomong-ngomong pacaran, Yuri lagi ngegebet cewe nih. Dan mulailah kita bercurhat.
“Panggil aja dia Markonah, Lov.” Markonah???? Gila, Yuri ngomong markonah gw ngakak gak bisa berhenti. Anjrit, nih cowo nyari cewe gak bener banget. Okee kalo nama aslinya bukan Markonah. Tapi plissss, di insialinnya gak usah Markonah juga.
“Hahahahaha, kayak nama pembokat. Lo ngegebet pembokat Yur?? Depresi gak dapet gw jadi sma pembantu gitu? Hahahaha.”
“Yee bukan depresi. Lo lagian mirip sih sma Markonah. Eehh Markonah mirip sama lo. Wkwkwkk.” Okeee dia ngebales.
Entah Markonah itu asli atau enggak, tapi siapapun dia pasti special buat Yuri. Yaa gw ikut seneng deh. Lagi asik ngakak, Rifky sms.’kamu dimana? Gak ngabarin sama sekali.’
Gw bilang aja abis interview, trus lagi dinner sama boss nya. Dan dia ngebales ‘jangan ganjen aahh kamu. Ntar dipikir macem-macem sama karyawan yang lainnya. Gak suka ah aku. pulang deh sekarang.’ Diihhhh, gak pake nanya dulu gw kerja dimana, boss nya siapa udah marah-marah.
“Heh, bibir monyong gitu? Siapa sih yang sms?” tanya Yuri. Ekspresi gw langsung berubah BT, gara-gara Rifky. Ini pertama kalinya gw kesel sama tuh orang. Hadeeehhh.
“Pacaran ngerubah banyak hal yah Yur. Pantes Dika gak mau pacaran sama gw cepet-cepet.”
“Emang. Perspektif orang jadi berubah gara-gara status pacaran. Jadi over protektif, over jealous, yaa overlah.” Gw setuju sama pikirannya Yuri. Wahh calon boss yang bagus. Terus tiba-tiba gw curhat aja tentang ke gundahan gw sekarang.
Gimana tiba-tiba gw jadi gak enak banget setelah ngeliat nyokapnya Dika nangis gitu. Gimana tiba-tiba gw gak bisa nerima Rifky yang mulai marah. Segala hal gw omongin saat itu. Sesabar-sabarnya orang, pasti ada batas sabarnya kan. Dika aja yang super sangat sabar, masih bisa tuh marah sama gw. emotional banget bahkan.
Saran dari Yuri, beberapa bulan ini gw mesti sendiri dulu. Jangan dulu terikat sama sesuatu, pacaran terutama. Kenapa? Karena biasanya terikat sama Dika, terus dalam waktu singkat terikat lagi sama seseorang, cuman bisa bikin kacau perasaan aja. Bisa aja tiba-tiba lo kangen Dika, tapi Rifky gak bisa jadi Dika. Dan akhirnya gw marah-marah dan seterusnya. Yuri satu pendapat dengan kak Asma kemaren siang. Mungkin waktunya istirahat dulu buat gw, meluangkan waktu gw sendiri dengan bayang-bayang Dika. Yaaa, ini waktunya.
(....................)
Wednesday, July 21, 2010
banyak cerita dari inten
begini ceritanya, ada semua tempat bimbingan belajar yang motonya 'BELAJAR SESUAI KERJA OTAK' berdiri di kawasan kalimalang, sangat dekat dengan SMAN 81 jakarta. dari gedungnya dapat dilihat jalan anak sungai kalimalang, yang hmmmm gak indah. hahhaha.
baku banget gw membuka blog dengan bahasa itu. jadi gini, tadi abis ber-twitteran sama temen-temen satu kelas gw di inten. awalnya ngomongin cowo-cowo L-Men eehh nyambung-nyambung ke wali kelas gw di inten, di kelas ITS-661 bapak alfredo a.k.a papa alfred. hehhehe. padahal dia gak ada badan L-men sama sekali, malah mirip saykoji, ihihihihi. dia ngajar bahasa inggris di inten, tapi jadi wali kelas juga. terus tiba-tiba kangen aja sama masa-masa bersama anak-anak. senin, rabu, jumat pasti ketemu mereka. kelas gw paling males bisa dibilang. gak pernah ada yang tambahan, hahahhaa. tryout juga, menurut pap alfred gak terlalu oke. terus kelas paling berisik. kalo udah ketawa, udah ngobrol, sampe kedengeeran ke lantai bawah.
yang menjadi ciri khas ITS-661 : AC panas (di SMA pas kelas 10-b dapet kelas yang acnya panas), moving class mulu gara-gara ac panas. kalo dingin, dingin banget. berisik. males tambahan. satu-persatu tersisih semua anggotanya.
awal masuk ini anggotanya its-661 :
jordan, bintang, bonar, ivan, raymond, agung, bagus, puti, gw, femi, febi, jejen, riris. trus nambah dua al-azhar ninda sama anggira.
kelas udah penuh tuh, ditambahin penuh sama yang tambahan. walhasil kelas kecil, ac gerag, orang over limmit jadilah kelas sumpek. tapi makin lama makin hilang.
tersisa sampe akhir : gw, femi, jejen, puti, jordan, ivan, agung, bonar. bintang keluar gara-gara raymond keluar, anggira keluar karena udah gak mau ptn, ninda, hmm ninda sempet bertahan kok lama, febi keluar karena nikah. uhuhuuhuhu kangeeeeeen pengen ke inten lagi.
pengen makan di yasir lagi, hahahhaha.
baku banget gw membuka blog dengan bahasa itu. jadi gini, tadi abis ber-twitteran sama temen-temen satu kelas gw di inten. awalnya ngomongin cowo-cowo L-Men eehh nyambung-nyambung ke wali kelas gw di inten, di kelas ITS-661 bapak alfredo a.k.a papa alfred. hehhehe. padahal dia gak ada badan L-men sama sekali, malah mirip saykoji, ihihihihi. dia ngajar bahasa inggris di inten, tapi jadi wali kelas juga. terus tiba-tiba kangen aja sama masa-masa bersama anak-anak. senin, rabu, jumat pasti ketemu mereka. kelas gw paling males bisa dibilang. gak pernah ada yang tambahan, hahahhaa. tryout juga, menurut pap alfred gak terlalu oke. terus kelas paling berisik. kalo udah ketawa, udah ngobrol, sampe kedengeeran ke lantai bawah.
yang menjadi ciri khas ITS-661 : AC panas (di SMA pas kelas 10-b dapet kelas yang acnya panas), moving class mulu gara-gara ac panas. kalo dingin, dingin banget. berisik. males tambahan. satu-persatu tersisih semua anggotanya.
awal masuk ini anggotanya its-661 :
jordan, bintang, bonar, ivan, raymond, agung, bagus, puti, gw, femi, febi, jejen, riris. trus nambah dua al-azhar ninda sama anggira.
kelas udah penuh tuh, ditambahin penuh sama yang tambahan. walhasil kelas kecil, ac gerag, orang over limmit jadilah kelas sumpek. tapi makin lama makin hilang.
tersisa sampe akhir : gw, femi, jejen, puti, jordan, ivan, agung, bonar. bintang keluar gara-gara raymond keluar, anggira keluar karena udah gak mau ptn, ninda, hmm ninda sempet bertahan kok lama, febi keluar karena nikah. uhuhuuhuhu kangeeeeeen pengen ke inten lagi.
pengen makan di yasir lagi, hahahhaha.
okeee ini masih ramee
ki-ka : puti, ninda, anggita, femi, jejen, gw, febi
ini juga
nah pas tryout, udah tinggal 5 cewe, gw puti femi jejen ninda (yg moto)
naaah ini udah seret, riris jejen ninda femi gw, puti gak masuk
mau bukber niih, masih rame
tryout, masih ada raymond berarti belom seret
udah banyak yang tersisih, tapi pindah kelas, jadi padet gini
eyaaaa pindah kelas lagi (udah sisa nih)
ini juga
ki-ka : riris ninda jejen femi puti
senengnya gelap2an. itu yang jilbab guru mtk di inte. yang dibelakang megang hp itu ivan
Tuesday, July 20, 2010
just call him max
saya kenalan lagi sama orang luar negri lewat omegle.com
namanya max, dan sepertinya dia orang baik
dan inilah chat gw sama dia. ihihihihiihi
Stranger: hi
You: hello
Stranger: hi
You: from?
Stranger: germany
You: wow
Stranger: u?
You: indonesia
Stranger: how old are u ?
You: 18
You: you?
Stranger: 21
Stranger: m or w?
You: w
Stranger: wow nice
Stranger: im male
Stranger: how are u ?
You: i'm good
You: you?
Stranger: i´m fine
You: 3 of my friends will study in germany
Stranger: really
Stranger: nicee
You: yeah, i want too but i can't
Stranger: why?
You: can't far from my dad
Stranger: ok
Stranger: that bad
You: yeaahh
You: he thinks i'm still his little daughter
Stranger: ok
Stranger: i know that
Stranger: do u have a bf?
You: no
Stranger: why?
Stranger: because of ur dad?
You: no,
You: not because my dad
You: i'm too focus in study and little bit forget about that
Stranger: oh ok
Stranger: is ur study so hard?
You: not really
Stranger: hehe
You: but now i'm not focus on study anymore
Stranger: why?
Stranger: i ´have done?
Stranger: u
Stranger: huhu?
You: its holiday right?
You: hahahaha
Stranger: ahh ok
Stranger: that nice
Stranger: so u make party every day?
You: nooo
You: i just going to cinema, shopping,
You: not party every day
Stranger: ok u like cinema
Stranger: whats u r fav movie?
You: vantage point
You: love that
Stranger: ok idont know that film
You: oke
You: what about you?
Stranger: i like much
Stranger: but avatar is nice
You: avatar is really good movie
Stranger: yeah
Stranger: ohh now i know what film do u like
Stranger: ii know it
Stranger: its really good
Stranger: but in germany it has a differnt name
You: what the name?
Stranger: 8 blickwinkel
Stranger: :-))
You: i see, in the movie there is 8 point right?
Stranger: yes
You: what's your hobby?
Stranger: football
Stranger: sports at all
Stranger: and urs
Stranger: ?`
You: art
Stranger: wow
You: i really love doing art stuff
Stranger: ok that some different but i like it
You: yeah, i like football too
Stranger: hehe
You: i watch world cup
Stranger: really
Stranger: what team u like
You: spain and they win
Stranger: yeah
You: :D
Stranger: it was the best
You: i love fabregas
Stranger: hehe
Stranger: every girl say hes cute
You: yeah, but most of girl love casillas and david villa
Stranger: hehe
Stranger: or torres
You: yeah, torres really cool in new hair cut
Stranger: :-))
You: how's your favortie football player?
Stranger: hmm
Stranger: i lilke diego forlan
You: i see
Stranger: he good
Stranger: older woman like him
Stranger: :-)
You: okee
Stranger: so u see the new twilight film?
You: yes
Stranger: and u like it?
You: not really
You: i'm not twilight fans
Stranger: why?
You: i more like new moon than eclipse
You: do you like eclipse?
Stranger: u like jaciob?
You: yeaahh, his body really awsome
Stranger: oh
Stranger: ok
You: he looks great!!!
You: hahahaha
Stranger: yeah
Stranger: like me
You: really?
You: hahaha
Stranger: not so much but like that
You: i like that
You: :D
Stranger: nice
Stranger: how u look like?
You: long black hair,
You: 160 cm high
Stranger: nice
Stranger: i like lil woman
You: why you lil woman?
Stranger: i dont know they are sweet
You: so sweet :D
Stranger: are u sweet
Stranger: ?
You: don't know
Stranger: oh u are sweet
You: really? how can you say i'm sweet?
Stranger: how u wrtie
You: thanks
You: :D
Stranger: no prob
Stranger: its only the trhth
You: you're nice
Stranger: thx
Stranger: do u have msn?
You: i have
You: niestiamo14@hotmail.com
Stranger: would u like to add me?
You: yeah, i really want
Stranger: i add u
You: okee
You: i'm not online right now
Stranger: do u got it?
You: wait
You: yeah i got it
Stranger: nice
You: your name?
Stranger: max
You: call me ninis
Stranger: niestiamo?
Stranger: whats ur name?
You: ninis
Stranger: wow wonderful name
You: thank you
You: :D
You: are you online msn now?
Stranger: oh no
Stranger: sry
Stranger: wat
Stranger: now
Stranger: can we chat later ?
You: yes
You: any time
Stranger: u must go to football practis
Stranger: what time is it in indonesia?
You: 23.46
Stranger: ohh
Stranger: are u sleeping in 3 houres?
You: noo
Stranger: nice
Stranger: so i talk to u ok?
You: oke
Stranger: see u later
You: see you
Stranger: bye
You: bye max
Stranger: ur so sweet
Stranger: :-)
dan begitulah endingnya. yaaaaa lumayan lah ngelatih bahasa inggris dan nambah temen. kali aja yang di cerita gw bisa terjadi. hahahah ngarep
so everyone try this site --> omegle
Sunday, July 18, 2010
deri island i'm in love
BAB 3
“Aduh aduh, sorry. Gw kira, gw kira, orang jahat. Lagian rumah gede gini gak ada isinya.” Dylan bawa sebuah kotak di tangannya. Dia nyuruh gw duduk di sofa. Dia ngebuka kotaknya. HEELS!! Oh myy gitu dong, beauty from heat to toe. Dia makein sepatu itu ke gw.
“Gini baru cantik from head to toe.” Satu pikiran sama gw. tos!!! Tos dalam hati. Udah selese makein heels di kaki gw, Dylan berdiri dan menawarkan tangannya untuk gw gandeng. Tanpa gw tolak, gw gandeng dia.
“Hmm, mau kemana sih?” kita berdua naik boat lagi. Dengan pak nahkoda yang tadi juga. You know what? Kita pergi kemana, pulau Deri, resort dimana gw nginep. Ada janur kuning. Dia ngajak gw ke nikahan? Jembatan yang biasanya cuman jembatan, sekarang disulap jadi serba gold. Nikahannya tepat jam 5. Dan ternyata yang nikah itu, sepupu Dylan, cucu pertama pak Deri. 1 kata buat keadaan resort, RAME. Semua rapih.
“Belom pernah ke belakang pulau kan? Dia nikah di belakang pulau. Yaa seperti biasa, staff, tamu, warga, diundang. Tapi di resepsi. Kalo yang sekarang cuman keluarga dan kerabat dekat doang.” Heh? Terus gw? posisi gw apa? Yaa anggap lah gw tau, tapi sebenernya enggak. Dan pertama kali ke belakang pulau, yang bisa gw ucapkan adalah fantastic. Mereka nikah di pantai, yaaaa konsepnya kayak artis-artis hollywood yang nikah di pantai. Pernah gw liat di tv.
“Lo pasti jadi pendamping prianya kan? Harus jalan ke altar dong?” ada yang unik di keluarga Deri. Generasi setelah pak Deri menganut banyak agama. Ada yang muslim, kristen, budha, hindu. Nah yang sekaran nikah itu kristen jadi konsepnya pas banget. Gw liat ada pendeta berdiri di altar, siap mengikat hubungan 2 orang mempelai.
“Makanya gw ngajak lo. Gw cuman di kasih waktu 2 hari buat nyari perempuan pendamping gw. 2 hari, di tengah laut dapet apa? Ikan? Tuhan berkata lain. I got you now.” Ucap Dylan. Uuuhh gw merasa terhormat. Acara belom dimulai, gw sama Dylan menunggu di salah satu sudut jauh dari altar. Seorang wanita menghampiri kita berdua. Dylan langsung ngerangkul gw. risih, gw coba ngelepasin. Dylan ngebisikin, “just pretend.”
“Sooo, she’s the one you pick?” ucap wanita itu. Hmm umurnya paling 30-an. Dylan ngangguk. Dan kemudian wanita ini teriak, “mom!!! Dylan bring his girl friends!” what?? Gw reflek ngelepasin rangkulannya Dylan. Heh, gw baru kenal. Udah di... arrgghhh. Dylan maksa ngerangkul gw lagi, sekarang rangkulannya kenceng, gak bisa gw lepas. Dan ibunya dateng.
“I’ve met her. Yesterday, at open house. Right? Oohh you looks so amazing today.” Ucap ibunya sambil ngusap pipi gw. gw cuman bisa senyum lebar sambil ngangguk-ngangguk. Dan setelah 2 wanita itu pergi, gw langsung ngelepas rangkulannya Dylan dan pergi menjauh dari area kawinan. Berjalan di atas pasir, gak bisa pake hells!! Gw copot tuh hells, gw jalan cepet menjauh.
“Hei!!! Hei!!! Wait!!” oke satu hal stupid yang gak Dylan lakuin, tanya nama gw!!! gw berhenti, balik badan, dan Dylan lari ke arah gw. “Kenapa kabur? Bentar lagi mulai? Gw, kita mesti berjalan ke altar.”
“Stupid, this’s all stupid. Gak usah bawa-bawa ke acara keluarga lo, gak usah bikin gw seolah jadi pacar lo. Maksud ini semua apa?” gw kesel. Emosi!!! Jauh-jauh pergi, ternyata balik lagi ke sini, pulau Deri, dan cuman jadi bonekanya Dylan. Hah!!! Emosi gw. gw mau duduk, Dylan reflek nahan gw. “Cape!! Mau duduk, gak boleh?”
Dylan ngelepas jasnya, dan naroh di atas pasir, dan mempersilahkan gw duduk. “Pikir tuh gaun, gak bagus kalo banyak pasirnya.” Yeaahh gw tau, nih baju pasti mahal banget. Sayang banget kalo kotor sama pasir!!! Lo pikir jas lo gak mahal? Gak sayang cuman jadi alas duduk gw hah?
“Mau lo apa sih?” ucap gw sembari duduk dan mengatur napas. Jalan cepet diatas pasir, menguras begitu banyak tenaga.
“Gw satu-satunya cowo, cucu cowo eyang, yang gak pernah bawa perempuan untuk dikenalin ke keluarga besar Deri. Mereka selalu memperolok gw. sekeluarga besar, cuman gw yang punya inisial sama kayak eyang.” Gw yakin yang dipanggil eyang itu pak Deri. Deri Dylan, same intial right? Coba lanjutkan ceritnya Dylan. “Eyang tuh jago naklukin hati cewe, gw? enggak. Gw selalu gugup didepan cewe yang gw suka, sampe-sampe mereka kabur. Saking gak pernah gw ngenalin perempuan ke keluarga, mereka pikir gw homo.”
“Iiihh. Maaf, refleks.” Ahhaha, jangan-jangan emang bener lagi lo homo? Ehh bentar, dia selalu gugup di depan cewe yang dia suka. Perasaan selama sama gw dia gak pernah gugup. Berarti i’m not his typical? Ngarep tiba-tiba.
“Percaya gak percaya, eyang bilang ke gw, suatu hari nanti kamu bakal ketemu perempuan yang bakal mengisi hari-hari kamu setelah kamu menyelamatkannya.” Okee, apakah itu gw? siapa tau aja itu gw. ngarep lagi, what’s wrong with me? “Yaa kebetulan banget gw ketemu lo, yaudah gw ajak aja.”
“Dylan, gak mikir? Maksud eyang lo itu gw.” duuhhh keceplosan. Mampus gw. buru-buru gw perbaikin kata-kata gw, “mungkin.”
“Who knows. Tapi sorry tadi gw bilang lo pacar gw. biar mereka gak mikir gw homo.” Pacar beneran juga gak papa, kan lo penyelamat gw. heh, Fe!!! Ngarep banget sih. Dylan tau nama lo aja kagak, nanya nama lo aja kagak.
“Dylan!!!! Come here!!!” seorang wanita berteriak memanggil Dylan. Mungkin acaranya udah mau mulai. Dylan berdiri, membersihkan celananya. Dan membantu gw berdiri. Dan kita jalan menuju tempat nikahan.
“Jasnya?” tanya gw bingung.
"Lo sih pake duduk di pasir!" Dylan ngambil jasnya yang penuh dengan pasir. Dia mengibas-ngibaskannya. Dan memakainya. Duuh kotor. Di tempat nikahan, ibunya repot ngebersihin jasnya Dylan. Jadi gak enak hati. Begitu aba-aba dilakukan, satu demi satu pendamping mempelai memasuki altar. sambil nunggu giliran, gw sempet nengok ke Dylan. Buseet, nih bocah keringetnya banjir.
Gw ngambil tisu di tas kantong, yang gak tau kenapa dibikin di dress ini. Gw ngelap keringat yang membanjiri mukanya Dylan. Iihhh geli juga sih. “Gak usah salting. Supaya bagus aja di kamera,” ucap gw sambil sibuk ngelap wajahnya.
Dylan cuman bisa senyum, dan gw yakin dia salting. Hahaa, lucu banget liat cowo salting. “Sweet couple.” Tiba-tiba ada yang ngomong di belakang gw. pas gw sama Dylan nengok, ternyata bapaknya mempelai cewe. “Panggilan sayangnya apa, Lan?” tanya bapak itu lagi. Haduuhh, ada-ada aja.
“Hmmm sweety?” nadanya Dylan agak melengking. Sumpah gak ikhlas. Dan akhirnya, gw dan Dylan penutup pendamping yang masuk altar. Entah mengapa, pas gw memasuki altar semua berdiri. Aduuh bukan gw yang mau nikah. Aduh.
“Yes I do.” And they kissing. Booth and Nila, they now husband and wife. Sekarang ke tempat resepsi. Pas mereka selese ciuman, pas banget sama sunset. Oohh sweet. Dream married mungkin gini. mulai gelap, semua pindah ke ruang serba guna di resort. Di situ resepsinya, dan tetep semua di dekor glod. Ada garden party juga di samping aula.
“Oooh Fea, you look amazing. Dylan good planning this.” Ucap Tami sesaat ketemu gw di aula resepsi.
“Planning this? Lo tau semua ini? Kenapa gak cerita, Tam? Lita juga tau?” tanya gw kesel. Lita ngangguk. Aahh kampung, gw doang yang gak tau. “Lo tau apa, semua keluarganya ngira gw pacarnya Dylan. Pas gw jalan ke altar, semua berdiri, mereka pikir gw bridenya.”
“Ahahah, bagus dong. Lo udah diterima di keluarga besar Deri. Aseekkk.” Ucap Lita ngejek. Yeaahh bagus pala lo, tau nama gw aja kagak. Setelah bincang-bincang, gw pergi ke tempat lebih sepi. Ada bench putih menghadap langsung ke pantai, gak jauh dari aula. Gw mengadak ke atas, ngeliat bintang-bintang. Besok pulang, Tami dicariin ibunya. Satu pulang, semua pulang. Gak nyangka liburan banyak cerita gini.
Kepala menengadah ke atas mata terpejam itu enak banget. Tenang banget. Pikiran gw berputar, liburan yang aneh. “Muuachh...” ada yang nyium kening gw. gw buka mata, ada Dylan di depan mata gw. gw langsung memperbaiki posisi duduk gw. Dylan duduk di samping gw.
“Yang tadi eemmm, ucapan makasih.” Dylan nyium kening gw? okeee, tau nama gw aja kagak, berani juga dia nyium gw.
“Mmm iya. Makasih juga ngasih cerita liburan yang luar biasa.” Okee kenapa gw gugup sekarang? “Besok gw balik ke Jakarta. Ibunya Tami kangen.”
“Oohh, gitu.” Keadaan jadi super akward banget. Tiba-tiba pengen banget Dylan ngomong, please stay here with me. aahhhh terlalu telenovela nih gw. “Besok pulang yah?” iyaa besok gw pulang, tahan gw dong. Ahhhhh Fea kenapa sih dengan lo?
Gw ngangguk. Pliisss say what i want you to say, pliisss. “Jangan lupa beli oleh-olehnya.” Jedeeerrr, lo lama mikir cuman mau ngomong itu. “Itu sangat membantu warga desa sini.” Dan Dylan berdiri, beranjak pergi.
“Dylan!!” panggil gw. dia nengok, “bajunya gimana? Besok gw titip ke resepsionis?”
“Besok gw ambil.” Dan dia pergi. Boro-boro minta gw tetep disini, nanya nama gw aja enggak. Gw balik ke kamar, packing sampe jam 11. Baju dan hells yang gw pake, gw kotakin. Besok gw kasih. Gw bener-bener lelah hari ini. Gw berbaring di kasur. Baru mau mejemin mata, Tami dan Lita pulang.
“Jam 11 lo baru pulang? Besok kita balik ke realita hidup guuyyss!!!” ucap gw ke mereka berdua.
“Lita minta ditungguin. Yaudah gw tungguin. Lita pacaran dulu sama mas Joko.” Ucap Tami lemas, mukanya lelah banget. Dan dia langsung terdepak tak berdaya diatas kasur.
“Lo tau apa Fe. Mas Joko bukan mas Joko biasa. Dia itu Jonathan, cucu pak Deri. Sepupu Dylan. Selama ini dia menipu kita semua.” Dan Lita pun lelah, dan langsung tertidur di atas sofa. Gw juga ahh tidur. Cape banget. Seharian di luar ruangan, cape. Besok kembali ke realita hidup. Kuliah lagi, kerja lagi. Yaaaa kerja jadi assisten nyokap belanja.
Keesokan harinya. Lita sama Tami sibuk packing dengan mata masih lelah. Selagi mereka packing, gw ngurus pembayaran di resepsionis. Selesai bayar ini itu, gw nyari mas Joko. Nah itu dia, “mas Joko!!” ehh salah dia kan bukan mas Joko biasa. Dia nyamperin gw. “Jonathan maksudnya.”
“Disini orang-orang kenalnya gw Joko. Gak papa manggil gw Joko. Kenapa Fe?” okeee mas Joko, ehh Jonathan aja tau nama gw. Dylan enggak pernah nyebut nama gw. bener dia gak mau tau tentang gw. aaaahhh gw begitu sinis. Kenapa?
Gw nyodorin kotak yang isinya baju putih kemaren, “titip buat Dylan.” Dan gw balik ke kamar. jam 11 kita ke perahu, siap-siap balik ke Jakarta. Pas keluar dari loby gw nyariin Dylan. Gak tau kenapa tiba-tiba nyariin. Katanya mau kesini ternyata, omongan belaka.
“Nyari Dylan yah, Fe? Lo suka kan sama dia? apa udah sayang? Uh uh uh cinta?” Tami mulai ngejek gw.
“Boro cinta, dia tau nama gw aja enggak Tam.” Ketika mau ke jembatan, Lita berhenti.
“Gw masih boleh disini kan? Gak ikut ke Jakarta gak papa?” ucap Lita sedih, sambil ngegandeng tangan mas Joko, Jonathan maksudnya. Sahabat mana yang tega ngeliat sahabatnya putus cinta.
“Gak papa Lit, kita balik dulu ke rumah. Ntar kita jemput lagi.” Ucap Tami. Kita pun berpelukan. Rasanya janggal, pergi bertiga pulang cuman berdua. Teddiiiiih tiba-tiba. Koper udah di kapal. Tinggal gw naik kapal, berangkat deh. Tapi Dylan masih belom ada. Perasaan apa ini? Suka? Sayang? Cinta? Yaa semua bertepuk sebelah tangan. Sekali lagi, nanya nama gw aja enggak. “Ayo Fe, nunggu apalagi?” ucap Tami yang udah duduk manis di kapal.
Ketika gw mau melangkahkan kaki masuk ke kapal, sesorang manggil gw. “HEI!!!” hei? Siapa lagi yang manggil gw hei selain Dylan. Gw nengok, dan Dylan lagi berlari ke arah gw. feeling gw bener, setidaknya dia mau ucap salam perpisahan. Gw gak jadi naik ke perahu, Dylan sekrang udah berdiri di depan gw.
“Koin mana?” okeee dia jauh-jauh cuman mau minta koin emas itu? Gw ngambil kotak itu dari tas gw. dan ngasih ke Dylan dengan agak kasar. “Kenapa lo?”
“Mau pulang!!!” gw melangkah masuk ke atas kapal, dan tiba-tiba Dylan ngegendong gw. dia bawa gw lari menjauh dari kapal. Dia ngegendong gw ke pantai. Gw berontak minta turun. “Heh!!! Gak lucu. Supir gw udah nunggu di muara angke. Tami udah ditunggu. Gak lucu lo buang-buang waktu gw. apalagi sih yang lo minta? Baju udah di Jonathan, koin emas lo udah gw kasih.” Emosi lagi nih gw sma Dylan. “Gw mau pulang. Mau balik ke rumah, mau balik ke hidup asli gw. tanpa ada mimpi-mimpi aneh..”
Dylan memotong omongan gw, “mimpi-mimpi aneh?”
“Iyaa. Gw mimpi lo nanya nama gw, lo minta gw stay disini kayak Lita sama mas Joko.” Bahh nyerocos mulu gw. aduuuhh, “Jonathan maksudnya. Gw mimpi, apa yang eyang lo ngomong itu gw. Mimpi, cuman impian, angan-angan. Dan sekarang gw mau meninggalkan itu semua, gw mau...” mulut gw ditutup sama satu jarinya Dylan. Dia megang kedua tangan gw.
“Tau kenapa gw repot-repot ngegendong lo dari kapal ke sini?” gw liat ke sekeliling. Ini tempat gw diselametin sama Dylan.
“Pertama kali kita ketemu.”
“Iya, tempat pertama kali kita ketemu. Dan satu hal paling bodoh yang gak gw langsung tanyain ke lo, boleh tau namanya siapa?” ucapan Dylan penuh dengan tekanan, penuh dengan keseriuasan.
“Gw Fea.”
“Gw Dylan.” Iyaa itu gw tau. Terus sekarang apa? Let me stay? “Gw udah nanya nama lo, sekarang boleh pulang.” Iiiihhh, gak suka gw. gw ngelepasin tangannya. Langsung jalan cepet. Tiba-tiba tangan gw ditarik, untuk kesekian kalinya. Dan tau apaaa? Dylan meluk gw dari belakang. “Koin D itu bukan eyang Deri, tapi Dylan. Cuman gw yang dikasih koin itu sama eyang. Karena eyang percaya, seorang Dylan akan mendapatkan seseorang yang ditunggu-tunggu di pulau Deri.”
“Lo ngomong gak gugup.” Ucap gw pelan.
“Mana bisa gw gugup sama pasangan hidup gw.” Dylan melepaskan pelukannya. Gw balik badan, menanggapi omongannya. Pasangan hidup? “It’s sound to fast. But, how old are you?”
Gw kira dia minta gw nikah, “22. Kenapa?”
“Stay here, please.”
“Why? Why you want me to stay?”
“Cause i love you. and i dont wanna lost you.” Dylan ngambil ancang-ancang jongkok. Dan sekrang berdiri dengan dengkulnya. Apa dia mau melamar gw? “22 to is mature ye. Soo would you marry me?”
“Ooh shut up. Mamahku gimana? Papah ku? Main ngajak nikah aja.”
“Tapi mau kan? Yaa pacaran dulu deh, ya ya ya.” Gak mungkin gw tolak. Orang bodoh yang mau nolak Dylan. Gw ngangguk, dan Dylan langsung meluk gw. ngegendong gw, dan berjalan ke laut.
“BASAH!!!!” teriak gw.
“Ada alasan dong buat stay.” Ucap Dylan seneng banget. Dan begitulah akhir liburan indaaaaah gw di pulau Deri. Akhirnya Tami gak jadi pulang. Ibunya malah disuruh ke pulau Deri. Selain dapet liburan yang indah, gw dapet pacar yang gak kalah indah. Bukan diliat dari sisi kayanya, tapi dia penyalamat gw. James Dylan bond.
THE END
Subscribe to:
Posts (Atom)